0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“If God can remove something you never dreamed of losing, trust that He can replace it with something you never dreamed of having.”

Unknown

 

Ramon Felix Totengco yang lebih dikenal sebagai Rafé Totengco adalah salah satu designer papan atas dari Philippines dengan brand luxury clutch dipenuhi sentuhan classic yaitu Rafé New York.  Ia merasa tas tangan adalah fashion statement yang paling demokratis yang bisa dimiliki setiap orang,  one size fits most!

 

Sepanjang dua dekade karirnya, Rafé telah menerima sederet penghargaan diantaranya Ten Outstanding Young Men award, Pamana ng Filipino yaitu Presidential Award for Filipino Individuals Overseas hingga lifetime Achievement dari Independent Handbag Designer Awards.

 

Manila Fame yang diadakan dua kali setahun di Philippines, negara asal Rafé, merupakan tradeshow yang rutin saya ikuti.  Di season Manila Fame kali ini,  saya bersama Chloe dan Lia, salah satu teman yang merupakan pengusaha clutch dengan brand Lungsin ikut serta sebagai exhibitor.

 

Tas dengan sentuhan menawan  karena menggunakan material kain tenun khas Indonesia yang disemat didalam craftsmanship yang detail.  Tak heran selain menjadi pujaan artis dan sosialita di Indonesia juga  dilirik oleh salah satu maskapai penerbangan international papan atas untuk mewakili Indonesia. Proud of you, Lia !

 

Di hari kedua tradeshow, Lia menghampiri dengan semburat wajah bahagia,

“Sar, ada Rafé di seminar, kita kesana yah.”

“Siapa dia, Lia  ? Pastinya ngetop kalau sudah diundang jadi pembicara di Manila Fame.”

Designer clutch, Sar. Keren banget karyanya .Gue dari zaman kuliah di London sudah nge-fans banget dengan design bag-nya.”

 

“Oh gitu yah, gue malah waktu kuliah di London nggak pernah dengar. Oh kalau begitu ikutan nge-fans juga yah kalau keren banget.” Ikut excited tak sabar melihat calon idola baru.

 

Chloe  mendengar percakapan dengan senyum dikulum  agar gigi susunya tidak kelihatan. Umurnya saat itu hampir 7 tahun sedangkan batas minimum untuk masuk venue adalah 12 tahun.

 

Sudah enam bulan sejak terakhir ke acara Manila fame sehingga kali ini ia tampil lebih meyakinkan dengan blazer  berwarna goldBlazer tersebut saya beli zaman kuliah di Inggris yang ternyata sudah muat di Chloe, walau pun tangannya agak kepanjangan sehinga perlu digulung sedikit.

 

“Ayo Chloe sayang, ikut mama dan tante Lia , kita ketemu Mr Rafé.  Mama juga sekarang nge-fans, nge-fans  on the spot.”

 

Kami melesat ke ruang seminar di lantai atas. Dari jauh Mr Rafe dengan blazer  hitam dengan kaus putih bergaris hitam sudah duduk dan siap memberikan materi Style matters masterclass.

 

Terlihat di daftar ada sederet designer Filipina lain yang sudah sukses di kancah international seperti Josie Natori dan Citcit Sioson ikut memeriahkan suasana.

 

Sore harinya dilanjutkan dengan OOTD fashion show dari kumpulan designer Filipina yang emerging bersatu dengan para senior yang sudah malang melintang di dunia international. Malamnya dilanjutkan dengan fashion show on the street di pusat kota Manila.

 

Saat kami masuk kedalam kelas, kilapan matanya merangkum seluruh perasaan bahagia yang tak bisa diungkapkan dengan kata-kata.  Impian dia  belasan tahun akhirnya tercapai dan saya pun ikut merasakan kebahagiaan tersebut.

 

“Sar, dreams do come true.”

“ Iya Lia, malahan kalau aku, terwujud duluan sebelum sempat mimpi.”

 

Sesaat sebelum sesi kelas dimulai saya memberanikan untuk menghampiri dan memperkenalkan diri. “Saya Sarah, salah satu dari fans kamu.” Dalam hati berkata  “Yes, fans dadakan.”

I am Rafé Totengco.” Tersenyum dengan aura yang humble hingga saya memberanikan diri mengobrol sekilas sebelum kelas dimulai. Chloé kembali  tersenyum simpul karena sudah terbiasa melihat saya suka melompat kegirangan ke kiri dan ke kanan disaat excited.

 

Banyak hal penting yang saya pelajari dari seminar salah satunya bagaimana ia dengan terampil mampu menciptakan timeless design dengan cara menyeimbangkan fashion dan fungsi.  Tak heran setiap product yang ia ciptakan mampu membuat penggemar setianya rela berebut demi mendapatkan setiap koleksi terbarunya.  Sungguh priceless moment bisa belajar langsung dengan dirinya.

 

Perlu disadari bahwa walau pun saya yang memegang dan menorehkan tinta terhadap segala daftar impian, namun Allah yang memegang penghapus atau pun mencetaknya menjadi kenyataan.   Kadang Allah juga mengganti beberapa diantaranya  ke impian yang lebih berguna untuk kehidupan hamba-Nya. Kejadian tersebut membuat saya semakin semangat untuk melangitkan mimpi dan jangan pernah menyederhakanakan semua untaian mimpi.

 

Dear me, jangan pernah lelah merajut  semua untaian mimpi dengan pintalan doa.

 

Mimpi indah yang dikabulkan bagi umat-Nya selalu ada untuk kita semua yang selalu melangitkan mimpi lewat sulaman doa.

 

“Sometimes  the dreams that come true are the dreams you never even know you had.”

Unknown

 

June 7th, 2022

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!