Kemasan eco dari Chanel telah di lakukan berkat kerjasama dengan Sulapac. Chanel menginvestasikan dana di Sulapac, sebuah perusahaan starter up dari Finlandia, yang membuat produk pengemasan berkelanjutan berdasarkan bahan yang dapat terurai secara mikroplastik karena terbuat dari serpihan kayu dan pengikat alami bersertifikasi FSC. Tujuan perusahaan ini adalah agar target pembangunan berkelanjutan menuju bebas karbon dapat tercapai lebih cepat.
Di tangan Haimi dan kyllonen , semua kemasan tidak berakhir di tempat pembuangan sampah , tapi akan luruh dan akan berdamai dengan alam dan tentunya tidak akan merusak lingkungan. Haimi dan Kyllonen merupakan pakar biokimia dengan spesialisasi mereka yaitu di biomaterial. Sulapac memang diproduksi untuk menggantikan material tradisional yang berbasis bahan bakar fosil alias minyak bumi karena material ini tentunya tidak mencemari lingkungan.
Keunikan dari Material Sulapac Sehingga menjadi Kemasan Eco dari Chanel
Bahan material Sulapac sangat unik karena mirip plastik, tahan terhadap air, tahan terhadap minyak, dan tidak merusak oksigen. Material ini juga serba guna sehingga bisa dibuat dengan desain tidak terbatas .Beberapa contoh kemasan dalam industri apa pun mulai dari kosmetik, makanan, kotak hadiah, dan berbagai macam bentuk lainnya dapat di buat dengan material ini. Satu keunggulan adalah bisa terurai dengan mudah di lautan.Yang lebih menarik lagi karena biaya produksi yang lebih murah dari plastik dan material ini dapat diproduksi massal seperti layaknya pembuatan kemasan plastik. Keunggulan lainnya adalah bisa terurai di dalam lautan.
Menurut Sulapac, Chanel adalah investor pertama dari industri kosmetik. Bahayanya yang mereka gunakan bisa diproduksi secara massal dengan peralatan yang sama seperti plastik.
“Chanel jelas merupakan salah satu pelopor dalam segmen kelas mewah karena mereka ingin berinvestasi dalam inovasi material dan teknologi berkelanjutan terbaru,” kata pendiri dan CEO Sulapac, Suvi Haimi. “Misi dan langkah besar kami semakin dekat untuk menyelamatkan dunia ini dari sampah plastik.”
Kemasan Eco dari Chanel Semakin Mendorong Kepedulian Terhadap Lingkungan termasuk di Indonesia
Sejak akhir tahun lalu, sejumlah pemerintah daerah di Indonesia salah satunya adalah Bali telah mulai membuat peraturan untuk melarang penggunaan kantong plastik. Bisa kita bayangkan kalau ada lebih dari 300 juta ton plastik yang diproduksi setiap tahunnya maka ada kemungkinan kalau pada tahun 2050, akan ada lebih banyak sampah plastik dibandingkan jumlah ikan yang berada di lautan. Tentunya hal ini akan sangat membahayakan dan memberi dampak buruk terutama bagi alam sekitar.
Di dalam menerapkan gaya hidup ramah lingkungan atau eco-friendly masyarakat tidak hanya memperhatikan dalam cara berbelanja dan diet kantung plastik tapi juga bisa dimulai dari pemilihan kosmetik dengan kemasan ramah lingkungan seperti kemasan kosmetik yang dimiliki oleh Chanel. Selain lebih ramah lingkungan, memilih produk kecantikan secara tepat juga dapat membuat kita untuk hidup lebih sehat. Indonesia sepertinya perlu menggunakan material Sulapac ini tertutama karena Indonesia merupakan penghasil sampah plastik terbesar kedua di dunia saat ini.
Bukankah akan sangat penting jika produk seperti sulapac ini kita gunakan karena bahan material tersebut tidak akan berbahaya bahkan jika di lautan karena mikro organisme bisa menghancurkan dan mengubahnya menjadi karbondioksida, air, dan juga biomassa. Bisa di simpulkan bahwa Sulapac yang merupakan kemasan eco dari Chanel yang sangat penting dan perlu di lakukan juga di Indonesia.



