Meghan Markle yang menikah dengan seorang pangeran membuat dirinya menjadi pusat perhatian banyak orang. Meghan sudah dikenal publik bahkan sebelum menikah dengan Pangeran Harry karena profesinya sebagai seorang akrtis. Namun, statusnya kini sebagai istri pangeran semakin membuat setiap gerak-geriknya diperhatikan masyarakat dunia, termasuk pilihan gaya berbusananya.
Pilihan Meghan Markle yang jatuh pada fesyen dan produk kecantikan sadar lingkungan dan berkelanjutan menjadi catatan dalam siklus gaya. Aktris populer yang banyak digemari dan merupakan otak di belakang situs gaya hidup The Tig (saat ini sudah ditutup) ini merupakan pendukung vokal mode bertanggung jawab. Ini tentunya sangat berdampak pada penggemarnya.
Meghan memiliki pengikut dalam jumlah besar dan bagi mereka yang ingin mengikuti gayanya, tentunya Meghan menjadi sosok yang berpengaruh di dunia. Untungnya, kepopuleran istri Pangeran Harry tersebut digunakan untuk membuat poin tentang filantropi melalui mode. Tanpa mengucapkannya dengan sepatah kata pun, Meghan telah memperlihatkan dukungannya dengan sangat jelas.
Meghan Markle dan Pilihan Busananya
Melalui pilihan busana yang dikenakannya dalam acara-acara penting telah memperlihatkan komitmennya. Misalnya, saat sebelum menikah dengan Pangeran Harry, Meghan dan tunangannya itu melakukan perjalanan ke Cardiff. Selama kunjungan itu, pilihan mode Meghan berbicara banyak tentang penyebab dia memilihnya dan akan terus memperjuangkannya.
Gaya busananya kala itu cukup sederhana, yakni mengenakan pakain serba hitam yang elegan dan dipasangkan dengan tas berwarna hijau hutan untuk menambah sedikit warna pada tampilannya. Meski tidak ada yang luar biasa dari penampilan stylish-nya saat itu, tapi para desainer yang Meghan pilih menceritakannya.
Mantel hitam yang dikenakannya merupakan rancangan desainer terkenal Stella McCartney. Desainer tersebut dikenal sebagai juara pakaian berkelanjutan dan bebas kekerasan. Stella dikenal baik dengan komitmennya merancang produk-produk fesyen yang ramah lingkungan.
Tas hijau yang melengkapi penampilan Meghan berasal dari DeMellier London (sebelumnya bernama Milli Millu). Merek tersebut menyumbangkan sebagian dari hasil penjualan setiap tas yang diproduksinya untuk membantu mencegah kematian anak-anak.
Untuk bawahan, Meghan memilih mengenakan sepasang denim hitam dari Hiut Denim, merek Welsh yang cukup terkenal yang hanya memproduksi 100 pasang denim seminggu dan menyediakan perbaikan gratis untuk pakaiannya seumur hidup. Dengan penampilan yang ia tunjukkan itu membuat titik yang kuat tentang mode sadar lingkungan dan berhasil memberikan hat-tip kepada para desainer lokal dari tempat yang dia kunjungi.
Bergayalah Seperti Meghan Markle
Jika penampilan Meghan menginspirasi Anda untuk membuat perubahan kecil seperti mengubah mode menjadi lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan, Anda bisa mempraktikkan tiga kiat berikut untuk memulai.
Kain – Perhatikan kain pakaian terbuat dari apa. Kain sintetis harganya memang lebih murah, tetapi tidak ramah lingkungan. Kain berbahan poliester dan nilon dibuat menggunakan bahan bakar fosil. Kain ini tidak bisa terurai dan menghasilkan emisi gas karbon dioksida dalam jumlah besar–tiga kali lipat lebih daripada saat memproduksi kapas.
60% dari pakaian kita terbentuk dari poliester yang berbahaya, makanya industri pakaian dianggap sebagai pencemar terbesar kedua di dunia. Untuk itu, perubahan dapat dilakukan dengan memikirkan tentang kain yang akan dikenakan. Akan jauh lebih baik jika kainnya terbuat dari bahan alami atau katun organik yang saat ini tengah populer. Coba juga membeli sutra, wol, rami, atau linen sebagai ganti kain sintetis.
Desainer – Dukunglah desainer lokal. Biasanya pakaian yang diproduksi oleh perusahaan fast fashion dibuat di negara-negara dengan harga tenaga kerja murah. Proses impor dan distribusi di berbagai dunia dari fesyen tersebut meninggalkan jejak karbon yang sangat besar. Jadi, pilihlah desainer lokal yang memiliki fasilitas produksi dan distribusi di sekitarnya.
Kepemilikan – Pikirkan dahulu sebelum membeli dan membuang pakaian. Pakaian yang dibuang dan menumpuk di TPA akan menyumbat ekosistem kita yang rapuh. Industri fesyen setiap tahun menghasilkan sekitar 80 miliar pakaian, mirisnya tiga dari empat di antaranya berakhir di TPA atau dibakar. Sebelum membeli atau membuang, cobalah daur ulang dan upcycling baju-baju di antara keluarga dan teman Anda.
Demikian kiat yang mungkin dapat sedikit memberi perubahan pada dunia untuk menjadi lebih baik. Jadilah seperti Meghan Markle yang lebih memilih mode berkelanjutan dan ramah lingkungan agar ekosistem planet ini bisa terselamatkan.