“The beauty of the ocean deepens when we honor the creatures who truly belong there.”
Langit siang itu terang, cahaya matahari jatuh lurus di atas laut Tanjung Bira. Ombak berlari kecil ke arah tebing dan memantulkan kilau keperakan. Suara angin terasa berbeda di sini, sungguh syahdu, seakan membawa kabar dari jauh.
Saya menatap ke arah laut dengan mata penuh tanya. “Apa yang membuat tempat ini begitu special bagi para divers?” Perempuan itu tersenyum, merangkai jawaban dengan perlahan.
“In Tanjung Bira, the sea is not just a view. Down there, there is a real chance to meet sharks. Watching them in their own home teaches us about balance. It reminds us that the ocean is their home and we are only guests who must step in with care.”
Instructor itu mengangguk lalu menambahkan, “That is why divers keep coming here. It is not only about what they see, but about what they feel. The sharks remind us of a truth we cannot ignore that life is both fragile and strong.”
“and we are actually only guests passing through?” saya menimpali sembari menatap hamparan biru yang seakan tak berujung. Ada sesuatu yang sulit dijelaskan ketika menyelam di sini.
Laut seperti berbicara dengan caranya sendiri, lewat gerakan hiu yang anggun dan lewat karang yang tetap berdiri meski diterpa arus. Mungkin itulah yang membuat Tanjung Bira special.
Tidak hanya karena keindahannya, tetapi juga karena kesadaran bahwa laut ini adalah rumah bagi para hiu. Kita hanya singgah sebentar, belajar menghormati ruang yang bukan milik kita lalu kembali dengan lebih rendah hati.
“Sharks remind us that the ocean is not to be owned but to be honored.”
Part 36.