0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“A strong person is not the one who doesn’t cry. A strong person is the one who cries & sheds tears for a moment, then gets up and fights again”.

Unknown

 

Tepat 5 tahun sejak pertama kali saya ke Las Vegas untuk mengikuti Magic Sourcing, salah satu pameran B2B terbesar di North America. Awalnya saya agak ragu untuk berangkat karena waktu itu uang sangat terbatas dan tiketnya sangat mahal untuk ukuran saya.

 

Dahulu, setiap sen sangat berharga bagi saya. Saya menjadi super CEO (Chief Everything Officer) karena belum mampu menghire tenaga profesional. Bahkan model pun anak saya sendiri. Model Indonesia saja mahal, apalagi model bule. Wow sekali harganya.

 

Kembali ke cerita B2B, saya dan dua teman saya, mbak Riema dan mbak Lina, akhirnya mendapatkan tiket. Jadwalnya mirip seperti naik angkot karena memang mau mencari tiket yang promo sepromo-promonya. Dari Jakarta-Bali-Taipei-Seattle-Los Angeles akhirnya lanjut ke Las Vegas.

 

Setelah sampai di Seattle airport, kami diharuskan mengambil koper untuk melewati pemeriksaan custom. Segala macam doa sudah dipanjatkan agar tidak dirandom pick untuk diperiksa, tapi nasib berkata lain. “Hiks… hiks… hiks…”, bunyi tangis saya.

Kami dibawa ke ruang terpisah untuk pemeriksaan lebih lanjut. Koper kami dibuka dan dibongkar. Oh, no. Yang pertama dibuka adalah koper saya, mungkin karena warnanya pink ngejreng. Saya berhasil lolos pemeriksaan.

Selanjutnya adalah koper mbak Riema dan mbak Lina. Di koper Mickey Mouse mbak Riema penuh dengan baju batik tulis dan koper mbak Lina penuh dengan tas kulit yang harganya lumayan aduhai karena terbuat dari kulit sapi yang best quality. Mungkin kalau pakai kulit nyamuk lebih murah. #giggle

 

Petugas menjelaskan bahwa ada dua pilihan untuk pameran, membayar pajak atau dianggap sebagai barang sample, tetapi barangnya harus digunting dan dilubangi setidaknya seukuran ibu jari sehingga tidak bisa dijual. Tentunya ini ukuran ibu jari tangan bukan ibu jari kaki. #ya iyalah

 

Mbak Riema berkata, “Sarah, pakai ukuran ibu jari kamu saja, kan ibu jari kamu yang paling kecil di antara kita bertiga”. Lalu petugas memberi saya gunting untuk membantu menggunting baju dan tas mereka. Saya pun mengguntingnya sambil tak hentinya meminta maaf kepada mbak Riema dan mbak Lina setiap kali mau menggunting. Setelah semua isi koper digunting, lalu dimasukkan kembali. Air mata bercucuran selama proses tersebut, saking banyaknya ibarat air yang berlipat.

 

Setelah selesai, kami berlari sekencang-kencangnya ke gate tempat pesawat yang akan membawa kami ke Las Vegas. Sesampainya di gate, kami telah ketinggalan pesawat. Petugas memberitahukan bahwa kami akan menjadi stand by passenger untuk jadwal selanjutnya yang masih tersedia. Tetapi saat itu adalah hari sabtu sehingga maskapai penerbangan tidak bisa memberikan janji manis.

 

Hati ini sungguh gundah gulana, saya melirik ke jam di dinding yang menunjukkan sudah hampir tengah malam sehingga kami harus menunggu pesawat keesokan harinya. Kami ingin keluar untuk menginap di hotel terdekat, tapi harganya membuat jantung saya dag dig dug serr. Akhirnya kami memutuskan untuk menghabiskan malam di karpet airport saja.

 

Tanpa bantal dan selimut, perut kelaparan, dan punggung terasa sangat sakit. Walaupun lantai beralas karpet, tetap saja tidak nyaman untuk ditiduri dan bukan karpet kerajaan yang begitu diinjak, kaki tenggelam saking tebal dan empuknya.

 

Saya berusaha memejamkan mata yang indah ini, tetapi lama-kelamaan saya mulai merasakan dinginnya AC yang menembus tulang rusuk menusuk jantung. Saking dinginnya, air mata saya meleleh, tapi baru keluar sedetik langsung kering karena hembusan AC yang sangat kencang. #lebay mode on

 

Keesokan harinya kami seperti zombie karena belum tidur semalaman. Pandangan saya nanar dan sudah semakin mengantuk karena lelah, baik batin maupun fisik . Oh derita yang tak ada hentinya, kapankah berakhir? #mulai deh koleksi puisi keluar semua di komat-kamit

 

Setelah beberapa penerbangan full flight, di penerbengan keempat kami bisa melenggang manja masuk ke pesawat. Las Vegas, here we come. #akhirnya bisa kibas poni

 

Saya sadari bahwa menangis itu wajar dan saya punya hak untuk menangis meraung-raung, saya bahkan boleh menjerit guling-gulingan sambil salto dan kayang, tetapi saya tidak boleh mengeluh dan menyerah.

Bukankah pepatah mengatakan:

“Bahkan setegar apapun seorang lelaki, dia akan menitikkan air mata juga jika matanya di colok”.

 

https://www.sarahbeekmans.co.id/behind-the-brand/

Sarah Beekmans Main

 

Las Vegas

Bagikan ini:
error: Content is protected !!