“True friendship comes when the silence between two people is comfortable.” David Tyson
Saya melangkah mendekat ke mobil dengan Chloe yang memegang tangan erat sedangkan Sophie sudah berlari mendekati mobil sambil tertawa lepas. Chloe berdiri sejenak di sisi kanan, menatap sisa embun di kaca jendela.
Suasana pagi dengan awan putih yang masih menggantung tipis dan kemilau mentari mulai terik. Tak ada suara selain desiran halus angin yang lewat di antara gedung dan pohon kecil di tepi parkiran.
Nigel membuka pintu dari dalam dan tersenyum lebar, hangat seperti matahari yang baru muncul di sela awan. “Are we ready?” katanya pelan.
Sophie mengangguk ikut tersenyum lebar dan Chloe naik sembari tersenyum namun tanpa banyak suara. Saya menyusul dan duduk di kursi tengah, membiarkan pandangan mengarah pada wajah mereka satu per satu.
Tak ada percakapan, hanya tatapan mereka ke luar jendela yang jauh dan tenang. Kadang saling melirik dan saling tersenyum kecil. Tapi tidak satu pun merasa perlu memulai obrolan.
Di dalam mobil itu, terasa hal yang sederhana yaitu kehadiran tidak selalu harus ramai. Ada waktu ketika kehadiran paling utuh justru terjadi saat kita tak saling mengganggu, tapi saling membiarkan tenang.
“Even silence can be a way of staying close.”
Part 6.
