Burung kicau banyak macam dan jenisnya serta memiliki kekurangan serta kelebihan masing-masing. Indonesia memiliki kekayaan pada flora dan faunanya termasuk banyaknya jenis fauna khususnya pada hewan burung yang tersebar di seluruh Indonesia. Beberapa burung kicau yang diperhitungkan di kancah kicau mania seperti Poksay Murai Batu, Cucok Ijo, Jalak dan masih banyak jenis burung kicau lainnya.
Biasanya burung-burung kicau tersebut memiliki penggemarnya masing-masing. Selain dijadikan hewan peliharaan, burung kicau juga kerap ikut dalam kontes atau lomba, sehingga apabila burung kicau memenangkan lomba maka nilai jual burung tersebut akan melambung sangat tinggi.
Di Indonesia, memelihara burung sudah menjadi hal yang wajar apalagi orang-orang yang memelihara selalu mengapresiasi akan keindahan burung, baik dari suara maupun warna-warni bulunya.
Di Indonesia, memelihara burung adalah suatu fenomena menakjubkan sebab survei menunjukkan bahwa burung adalah hewan peliharaan paling populer di Indonesia. Satu dari tiga rumah tangga di Indonesia, khususnya di daerah Jawa dan Bali dipastikan memelihara burung dalam sangkar.
Biaya yang dikeluarkan untuk memelihara burung ternyata cukup tinggi. Rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pemelihara burung kicau dalam setahun bisa mencapai 2 juta rupiah bahkan lebih. Pengeluaran tersebut biasanya meliputi pembelian burung, pangan burung, biaya untuk mengikuti lomba dan kebutuhan lainnya.
Apalagi sebagian besar burung-burung yang dipelihara berasal dari alam bebas, ini merupakan salah satu dilema dari dunia pelestarian alam kita. Hal ini menunjukkan perlu adanya solusi untuk menjaga burung di alam liar sekaligus menjaga kelangsungan ekonomi masyarakat.
Larangan memelihara burung di Indonesia adalah hal yang sangat tidak efektif, perlu adanya solusi untuk menjembatani hobi dengan pelestarian burung. Salah satu solusinya adalah menggalakkan penangkaran burung dan disertai pemeliharaan pro-penangkaran serta melakukan penangkapan burung berkelanjutan (sustainable harvesting).
Meskipun belum sepenuhnya dijalankan tetapi cara-cara tersebut dapat menjamin kelestarian burung di alam liar. Beberapa cara pemeliharaan pro-penangkaran, seperti pemilihan induk, penjodohan, membuat kandang penangkaran, pakan burung dan perawatan anak burung kicau dengan benar.
Dalam pemilihan indukkan biasanya dipilih burung kicau jantan dengan postur dada yang tegap karena biasanya burung yang seperti ini memiliki mental serta stamina yang bagus, dan juga suara yang indah. Untuk masalah vokal burung, perlu diperhatikan bentuk dari paruh harus agak tebal dan meruncing, lubang hidung tidak terlalu lebar dan panjangnya tulang paha.
Sedangkan dalam pemilihan burung kicau betina harus memperhatikan bentuk paruh yang ramping dan panjang, berbulu tebal, dan bulu sayap yang panjang.
Kemudian burung kicau jantan dan betina dilakukan penjodohan atau pengenalan di kandang besar selama 7 atau 10 hari, bahkan terkadang bisa sampai 2 bulan lamanya. Dalam hal ini sangat perlu perhatian yang ekstra sebab terkadang burung kicau betina mati karena diserang oleh jantan.
Kandang penangkaran juga perlu diperhatikan, ukuran tidak menjadi patokan, asalkan tidak sempit dan juga tidak telalu besar. Untuk panjang dan lebar ukuran kandang bisanya 90-180 cm, sedangkan tingginya 180 cm.
Biasanya di dalam kandang induk diletakkan air dalam wadah kecil dan juga bahan sarang yang terbuat dari rumput kering, serabut kelapa, ijuk aren atau daun cemara. Biasanya bahan sarang tersebut disebar di dalam kandang.
Dalam hal pangan, burung kicau harus diberikan kandungan protein yang cukup, diberi makan jangkrik dan juga pelet ikan sebagai alternatif. Tidak hanya itu saja perlu adanya pemberian vitamin dan probiotik dua kali dalam seminggu.
Selain melestarikan burung dengan cara pro-penangkaran, konservasi burung juga sudah mulai dilakukan pemerintah. Pemerintah juga sudah melakukan moratorium pembukaan lahan di beberapa titik di Indonesia, ini bukan hanya bermanfaat untuk hewan burung tetapi juga untuk manusia.
Dalam pelestarian burung jangan hanya mengandalkan petugas penangkaran maupun pemerintah, tetapi perlu adanya gerakan dari masyarakat itu sendiri untuk menjaga kelestarian hutan dengan cara tidak merusak agar terciptanya lingkungan yang baik, sejalan dengan adanya kegiatan konservasi. Burung kicau merupakan salah satu hewan peliharaan popular di Indonesia namun perlu diketahui mengapresiasikan keindahan burung juga bisa dilakukan dengan cara membebaskannya ke alam liar.