0062 8119985858 info@sarahbeekmans.co.id

“True beauty is found in the process, where love is the true ingredient.”

 

Ketika percakapan mulai mereda, seorang wanita yang duduk di sebelah saya tersenyum lembut. Dengan nada suara yang tenang, ia bertanya, “Apakah kamu ingin melihat restaurant dumpling yang paling terkenal di Chengdu? Tidak jauh dari sini.”

 

Tanpa menunggu jawaban, kami mulai berjalan, dan ia lanjut menjelaskan dalam bahasa Mandarin yang diucapkannya dengan pelan, seolah setiap kata memberi ruang bagi saya untuk menyerap makna di baliknya.

 

Dengan penuh perhatian, ia mengisyaratkan ke arah restaurant sambil bercerita, “Zhong’s Dumpling, restaurant ini sudah ada sejak sekitar tahun 1800. Adonannya dibuat dengan tangan dan sangat tipis, saking tipisnya, kamu bahkan bisa membaca buku melalui adonannya.”

 

Meskipun tak memahami setiap kata, intonasi dan ekspresi wajahnya memandu saya, dibantu dengan gerakan tangan yang menjadi bahasa isyarat, membentuk gambaran yang jelas tentang apa yang ia maksud.

 

Sesekali, ia menyebutkan beberapa hidangan khas: “Di restaurant itu ada Zhong shui jiao, dumpling dalam saus pedas, tian shui mian, mie manis dengan sentuhan yang tak akan bisa kamu lupakan, dan long chao shou, wonton kulit tipis dengan minyak cabai merah.”

 

Dalam perjalanan singkat menuju restaurant, sebuah pelajaran datang tanpa terasa. Dumpling buatan tangan ini bukan hanya soal rasa, tetapi juga proses yang penuh makna.

 

Walaupun technology bisa membuat segalanya lebih cepat, tidak ada machine yang bisa menggantikan kehangatan dalam setiap gigitan. Dalam setiap hidangan yang dibuat dengan tangan, terdapat keindahan yang hanya bisa tumbuh karena cinta, sesuatu yang tak bisa diproduksi oleh machine.

 

“What is made by hand carries a little more soul, a little more care, and a lot more love.”

Part 13.

 

 

Bagikan ini:
error: Content is protected !!