“A relationship is only made for two, but some people don’t know how to count.”
Unknown
Claudio masih menahan pintu dengan kakinya. Kesegaran dedaunan yang helai demi helainya mulai menghijau menyambut musim semi sudah terasa waktu itu. Namun, Pipi Claudio yang putih tampak merekah kemerahan karena menahan dinginnya terpaan angin sisa musim dingin.
Kami melangkah masuk menuju apartment Michael di lantai dasar gedung. Sesampainya kami di sana, saya mengetuk perlahan dan terdengar teriakan Michael dari dalam, “Sarah, wait!”
“Bagaimana Michael tahu kalau itu kamu?” Claudio mengeryitkan kening karena keheranan.
“Siapa lagi yang datang di hari Minggu pagi kalau bukan saya. Tilahum tidak mungkin ke sini sepagi ini, dia masih sibuk bercengkerama dengan istrinya di telphone booth di sudut jalan.”
Michael membuka pintu dan menyapa dengan tampak kaget, “Hello Claudio.” Michael menegok ke saya dan berkata dengan nada riang, “Sarah, pagi ini kita sarapan di sini atau di luar?”
“Di sini saja dan Claudio akan menjadi tamu kita pagi ini. Is that okay?” Pinta saya.
“Of course,” Michael menjawab sambil tersenyum lebar.
Kami bertiga menuju ke dapur, lalu Michael membuka jendela yang sedari tadi masih tertutup rapat. Hembusan semilir angin langsung terasa di pipi kami.
Terlihat burung chaffinch bertengger di dahan pohon. Jenis burung yang sama yang menemani lamunan saya di jendela kamar pagi itu. Kicauan makin terdengar jelas menemani kami bertiga yang duduk mengelilingi meja kayu berbentuk kotak di sudut dapur.
Kicauan tersebut terdengar layaknya konser tunggal dengan alunan alam yang berpadu dengar gerisik daun yang diterpa angin sepoi-sepoi. So peaceful.
Saya berdiri dan mulai sibuk menyiapkan semua bahan-bahan. Pandangan saya menyebar dan melihat sekeliling sambil membuka lemari penyimpanan dan juga kulkas.
“Potatoes? Checked. Kosher salt? Checked. Eggs? Checked. Butter dan parsley? Checked. Raclette? Oh no, tidak ada. Kita harus ke Migros untuk membelinya,” kata saya mulai panik.
“Ah it’s okay, masih ada gruyère cheese di dapur saya. I will get it soon. Bahan sudah lengkap, kita bisa membuat yummy rösti dan fried egg sekarang.” Saya mengangkat tangan dan tertawa girang. Michael dan Claudio ikut bertepuk tangan sambil ikut menertawakan tingkah laku kami bertiga.
Claudio dan Michael berdiri dari kursi dan ikut membantu mempersiapkan saat saya naik mengambil cheese. Michael membuka Nuss-stängeli cookies bermerek Manor dari Migros dan menaruhnya di piring keramik bulat bermotif daun.
Michael lalu memotong beberapa jenis coklat yang saya bawa dari Wittamer, Brussel semalam, mulai dari bitter sweet, semi sweet, hingga milk chocolate sebelum dilelehkan dalam panci. Sedangkan Claudio mulai menyalakan kompor dan memasak kentang.
Ketika saya kembali, kicauan chaffinch jantan terdengar makin mendominasi berusaha menarik perhatian sang betina. Kumpulan burung tersebut telah kembali ke Basel dari tempat pengungsian mereka di Southern part of France, Africa dan Spain tanda musim dingin telah usai dan menyambut musim semi. Terlihat di salah satu dahan, dua ekor burung bercengkerama.
“Itu mirip Tilahum dan istrinya,” Michael berkata dengan nada iseng.
“Iya. Tilahum dan istrinya saling setia, like these birds,” jawab saya yang berdiri di samping jendela sambil menatap dahan tempat burung tersebut bertengger.
“Oh ya, apakah burung adalah tipe yang loyal?” Claudio bertanya penasaran sambil ikut menoleh ke pasangan burung yang ditunjuk oleh Michael.
“Oh well, ada beberapa burung yang sangat setia, contohnya parakeet dan owl.”
“How come kamu tahu hal itu?” Michael terdengar heran, namun tangannya tetap sibuk memotong batangan coklat.
“Mama saya membelikan setumpuk ensiklopedia sejak kecil, termasuk tentang berbagai macam jenis-jenis burung and I read them all. Selain itu, dahulu orang tua saya memelihara beberapa jenis burung di rumah termasuk parakeet.”
Claudio megecilkan api di kompor dan berjalan menghampiri saya yang masih berdiri di samping jendela. Ia ikut menatap mengikuti arah pandangan saya yang sedang mengamati burung. “Ahh, I see. Apakah kamu juga tipe setia seperti owl dan parakeet, Sarah?”
“Dahulu saya tipe yang paling gampang jatuh cinta, lalu Chris mengubah perspektif saya mengenai cinta.”
“Is he the one, Sarah?” Claudio bertanya menyelidik. Bola mata dark hazel di balik rambut dark brown menatap saya dengan sangat lekat.
“Yep, unconditional love-nya lah yang mampu mengikat hati saya,” saya berkata dengan mata yang berbinar-binar dan penuh keyakinan.
Pepatah dulu ah,
“Mengapa cinta itu pakai tanda < 3? karena cinta itu kurang dari tiga orang.”
August 13th, 2018
Related story :