“The present moment is filled with joy and happiness. If you are attentive, you will see it.” Thich Nhat Hanh
Embun pagi dari luar jendela terlihat menemani saya dan Sophie di tengah sesaknya para penumpang yang terjebak di NAIA airport, Manila. Kursi terasa dingin diterpa serbuan udara dari AC dan suara pengumuman yang monoton mulai menyelimut saya dengan kebosanan.
Jarum jam seolah bergerak sangat lambat hingga terasa setiap detik bagaikan beban. Saya tetap membisu menunggu penundaan penerbangan yang tak pasti hingga membuat batas kesabaran saya menipis, setipis sehelai tissue.
Sophie memecah kebisuan itu dengan senyum cerahnya. “Mama, look, ada banyak orang yang lucu-lucu di sini. “ Tertawa geli dan tampak tak terganggu oleh pesawat yang delay belasan jam.
Saya menoleh mengikuti arah pandang Sophie dan melihat sekelompok penumpang dengan berbagai gaya dan penampilan. Ada yang tertidur dengan mulut terbuka sembari mendengkur hingga ada yang sibuk berdebat soal kapan jadwal boarding time.
” Mama, let’s play a game, coba tebak, mereka mau pergi ke mana?” matanya berbinar dengan nada penuh semangat. Terdiam sejenak, kemudian tersenyum, menyadari bahwa mungkin saya terlalu larut dalam kekesalan dan mulai bermain tebak-tebakan.
Ada yang sepertinya akan pergi ke pesta pernikahan, ke pantai hingga terlihat akan menghadiri pertemuan business. Tak henti kami melepaskan gelak tawa menikmati setiap serpihan moment yang kini terasa indah.
Oh well, mindfulness doesn’t need a special place. The best time to practice it is during those tough moments when my mind bumps up against reality. Those tricky situations are perfect opportunities to be mindful, helping me stay grounded and present when it matters most.
“Each step along the way is a place to stop and be mindful.” Thich Nhat Hanh
