“Life is like a piano, the white keys represent happiness and the black shows sadness. But as you go through life’s journey, remember that black keys also make music.” Unknown
Export coaching program dari Pemerintah Belanda diadakan secara intensive selama 1 tahun. Speciality saya adalah buffalo horn jewelry dan mbak Yovi adalah tas rotan. Setelah beberapa bulan intensive course dengan tingkat stress yang sangat tinggi , siang itu, saya dan mbak Yovi sedang bercakap santai sembari menikmati lunch.
“Mbak Yov, kalau dipikir-pikir level risk takernya kita gila banget yah. Jelas-jelas bukan bidang kita, tapi tetap nekat ikut kurasi diantara para furniture company yang sudah mapan.”
“Ilmu kita zero, sedangkan mereka bisa langsung focus ke product development .”Mbak Yovi menambahkan sambil menyunggingkan senyum wise-nya.
“ Ibarat lomba marathon, kita new born baby yang masih belajar angkat kepala, lalu merangkak, berjalan, larinya masih tahap angan-angan. Jatuh terus dalam prosesnya, semoga kita bisa sampai di finish line walaupun penuh luka dalam perjalanannya yah, mbak Yov.”
“Sarah, setiap rasa sakit yang kita alami ‘saat itu’ akan membuat kita bisa berterima kasih kepada semesta pada ‘saat nanti’ karena telah diizinkan melewati ‘badai sakit’ tersebut. Moment jatuh bangun hingga detail mungkin ada yang terlupakan, namun setelah terlewati, kita bisa menjadi pribadi yang lebih tangguh.”
Percakapan singkat yang memberikan reminder yang sungguh berharga. Oh well, betul adanya bahwa di dunia ini ada rasa yang sangat menyakitkan tapi tidak mematikan yaitu rasa sakit disaat kami bertumbuh dan belajar. Jangan hindari rasa sakit itu karena itu adalah sensasi perih yang indah.
Dear me, temukanlah rasa sakit yang membuat kamu terus bertumbuh dan berkembang. Jadilah orang yang mentalnya sekuat baja karena hanya baja yang bisa menempa besi dan kamu adalah baja yang terus menempa diri.
“Growth is painful, change is painful, but nothing is as painful as staying somewhere you don’t belong.”
