Colville mebuat gebrakan baru didalam dunia mode terutama dalam dunia mode cepat. Ketika alumni Vogue Inggris Lucinda Chambers meninggalkan jabatannya sebagai direktur fesyen pada bulan Mei 2017 – setelah menghabiskan 25 tahun dalam dunia fesyen. Sekarang tepat setahun kemudian, ia kembali dengan label pakaian wanita mewah eklektik, dibuat bekerjasa sama dengan direktur desain yang pernah bekerja di Marni yaitu Molly Molloy dan Kristin Forss.
Para pendiri Colville melihat mode melalui lensa yang sama tetapi dengan mata yang berbeda. “Kami mulai dari fakta bahwa kami ingin mendesain pakaian yang benar-benar kami inginkan,” kata Chambers, yang bertemu Molloy dan Forss lebih dari sepuluh tahun yang lalu ketika menata dan berkonsultasi untuk Marni – pekerjaan yang ia kerjakan selama dua dekade.
Meskipun Molloy dan Forss didekati oleh sejumlah pemilik rumah mode mewah untuk mengepalai desain setelah mereka meninggalkan Marni tahun lalu, dan Chambers sibuk dengan pekerjaan styling di majalah Vogue America dan sejumlah judul majalah independen, mengambil kesempatan dengan meluncurkan Colville merupakan langkah yang tepat bagi mereka.
Pengaruh David Hockney dalam Desain Colville
Colville, nama yang berasal dari daerah favorit mereka di London Barat, yang kebetulan merupakan tempat nongkrong David Hockney pada tahun 1970-an. Mereka mengeksplorasi tema-tema seputar identitas dan pengerjaan tradisional yang terlihat melalui 30 buah karya mulai dari kaos sporty hingga kaus grafis hingga double-breasted mantel wol yang semuanya dijual secara eksklusif di MatchesFashion untuk musim pertama mereka. Matchesfashion.com adalah etailer, ini adalah strategi berani yang dijalankan secara ekslusif untuk membantu label mempertahankan sentuhan eksklusifnya seperti butik, dan membedakannya dari merek global yang diproduksi secara massal.
Setiap potong pakaian akan datang dalam jumlah terbatas dan memiliki nomor edisi tulisan tangan di labelnya, menyerupai karya seni. Tetapi lebih dari sekadar merek fesyen, pendekatan merek terhadap pakaian mereka akan seputar evolusi musiman, bukan revolusi. “Kami merasa bahwa ini adalah kebalikan dari fashion cepat karena menambah pakaian Anda, jadi ketika kami mengeluarkan koleksi berikutnya, itu tidak akan meniadakan yang satu ini,” jelas Chambers.
Colville dan Marni
“Satu hal yang indah di Marni adalah bahwa kami tidak pernah membuat apa pun yang kami pikir akan menjadi yang terlaris. Saya tidak berpikir bahwa ide-ide strategis itu berasal dari mana kita asal kita, tetapi sebaliknya itu berasal dari cinta, semangat, dan keinginan, “tambah Chambers.
Sungguh menakjubkan, bahwa ketiganya yang merupakan mantan Marni berhasil menemukan konsensus untuk menciptakan estetika khas Colville yang bersatu dalam menciptakan jenis pakaian yang dapat Anda lihat menemukan perasaan di dalam setiap karnyanya atau menunggu mereka untuk mengatakan sesuatu.