“Many people talk about Allah but very few people talk to Allah. Bring tahajud and Dua into your life and talk to Allah.”
“Banyak orang yang membicarakan tentang Allah, tapi sedikit sekali yang mau berbicara kepada Allah. Bawa serta tahajud dan doa ke dalam hidupmu dan berbicaralah kepada-Nya.”
Maryland adalah state atau negara bagian Amerika Serikat yang berbatasan dengan wilayah lainnya, yaitu District of Columbia,Virginia, Pennsylvania dan Delaware. Di Maryland sendiri terdapat beberapa county dan kota terbesarnya adalah Baltimore, kota yang akan saya tuju waktu itu.
Saya akhirnya menapakkan kaki di bandara Baltimore Washington International Thurgood Marshall Airport. Sepanjang perjalanan menuju pusat kota Baltimore, dari balik kaca taksi kuning yang saya tumpangi, saya menikmati pemandangan alam yang begitu romantic dan jaw dropping.
Musim semi telah berganti menjadi summer, bunga bermekaran pun turut berganti. Terlihat bunga petunias warna purple dan pink berpadu menjadi satu, ditambah indahnya bunga begonia warna orange segar. Oh indahnya bagaikan bentangan pelangi di hamparan rumput yang hijau.
Kota Baltimore sungguh Indah, berbeda dengan pandangan saya selama ini. Sewaktu masih tinggal di Inggris, saya pikir Baltimore hanyalah kota biasa. Bagi saya kota ini hanya terkenal karena di sanalah kampus impian saya berada, John Hopkins Bloomberg School of Public Health yang merupakan the best public health school in the world. Tapi ternyata, what a lovely city!
Tak terasa akhirnya saya sampai ke gedung apartment. Saya tersenyum kepada guard yang menyambut dengan ramah. Saya lalu mengambil kunci dan menarik koper menuju lift dan sesampainya di apartment langsung menghempaskan badan karena kelelahan.
Keesokan harinya setelah mata dan irama tubuh sudah bisa mengikuti time zone America, saya lalu mencoba menelepon Mama. Kami bercengkerama dan tak lupa mengucapkan terima kasih karena sudah mau membiayai ke sekolah impian saya. Dreams do come true.
Setelah melepaskan rindu lewat telepon, saya mengucapkan selamat istirahat tanda pembicaraan sudah usai. Waktu sudah menunjukkan waktu tidur untuk saya dan memberikan kiss bye kepada Mama lewat telepon.
“I love you, Mama. I am so blessed,” ujar saya dengan lembut sambil mengecupkan ciuman kecil lewat gagang telepon.
Dari ujung gagang telepon Mama berkata, “Jangan lupa berterima kasih kepada Allah, semua karena-Nya. Apakah kamu tetap bangun untuk salat tahajud setiap malam, Nak, Sayang?”
Saya terdiam sejenak lalu berkata dengan suara enteng sambil lalu, “Tidak, airnya dingin kalau mau wudu dan susah sekali bangun kalau sepertiga malam, karena itu waktu tidur paling lelap. Ah, tapi sepertinya Allah tidak menghukum saya kalau sering lupa salat tahajud kok, Ma.”
“Astagfirullah, itulah seberat-beratnya hukuman yang Allah berikan. Ingatlah tidak ada hukuman yang paling berat dibandingkan ketika Allah telah berpaling pada kamu, Nak, Dewi.” Mama menjelaskan dengan suara yang terdengar lirih dan sangat sedih.
Kata-katanya langsung menghujam jantung ke bagian terdalam, hingga saya tak mampu berkata apa-apa lagi dan hanya terenyuh saat Mama mengucapkan selamat tidur kedua kalinya kepada saya.
Saya masih terduduk dengan posisi termenung, hati saya sesak dan degup jantung saya bertalu-talu karena penyesalan yang sangat dalam. Betul adanya, seberat-beratnya hukuman dari Allah adalah jika saya tidak bisa menikmati indah dan lezatnya qiyamul lail atau salat tahajud. Itu berarti Allah tidak ingin berbicara dan mendengar pembicaraan dari saya lagi. Saya dibiarkan saja terlena tanpa adanya perasaan menyesal saat meninggalkan salat tahajud.
Tangan saya bergetar saat masih memegang gagang telepon walaupun sambungannya telah terputus. Saya tetap berusaha untuk mengontrol air mata yang sudah menggenang di pelupuk mata. Saya tahu tangisan ini akan tumpah malam ini saat meletakkan kepala untuk bersujud kepada-Nya dalam kesunyian malam ketika orang sekitar sedang terlelap dalam tidurnya.
Abu Hurairah mengatakan bahwa Rasulullah bersabda, “Setan mengikat tengkuk salah seorang di antara kamu pada waktu tidur dengan tiga ikatan. Pada setiap ikatan dikatakan, ‘Bagimu malam yang panjang, maka tidurlah.’ Apabila ia bangun dan ingat kepada Allah, maka lepaslah satu ikatan. Jika ia berwudhu, maka terlepaslah satu ikatan (lagi). Dan, jika ia mengerjakan shalat, maka terlepaslah seluruh ikatannya. Ia memasuki pagi hari dengan semangat dan kesegaran yang menenteramkan jiwa. Jika tidak, maka ia masuk pagi dengan jiwa yang buruk dan malas.” HR Bukhari
July 10th, 2018
To my mom, I hope I am half the woman you are. Thank you for being you.
My mother, she inspires me more than I can explain.
More story about her:
https://www.sarahbeekmans.co.id/vancouver/
https://www.sarahbeekmans.co.id/love-comes-naturally-hate-learned/
Trackbacks/Pingbacks