“It’s not the end, it’s just that we can’t see what comes next.”
Jam berdetak dengan jarum pendek menuju angka lima dan dari balik jendela terlihat kabut sangatlah pekat. Michael dan Tilahum sudah menggedor pintu dan mengajak untuk menikmati sejuknya kota Basel di keheningan subuh. Saya beranjak walaupun dengan setengah hati karena dingin yang menusuk.
Kami menelusuri jalan setapak yang berkelok melewati kabut seputih kapas dan disambut dengan keindahan yang tak terduga di balik kabut tebal tersebut . Bunga-bunga liar yang mekar di basuh oleh embun dan perlahan bercahaya di bawah sinar mentari yang samar-samar menembus kabut.
Saat melihat indahnya gradasi warna bunga yang terangkai alami bagaikan bouquet raksasa dibalik kabut tebal tersebut , saya makin menyadari bahwa terkadang hidup bagaikan kabut pekat di jalan setapak yang berkelok pagi itu.
I might find myself at a point where I can’t see what lies beyond the next curve. It’s like standing at the edge of the known, with uncertainty clouding my view of what’s to come.
However, just because I can’t see what’s ahead doesn’t mean the journey is over. Behind that veil of mist lies a whole world waiting to be explored, full of opportunities, surprises, and new experiences.
It’s a reminder that even in moments of uncertainty or apparent endings, there is always the potential for something beautiful and exciting just beyond the horizon.
Dear me, keep moving forward with courage and determination despite the challenges or obstacles you may face. Trust that with each step you take, you are inching closer to uncovering the wonders that await you on the other side of the fog.
“Everything will be okay in the end. If it’s not okay, it’s not the end. ” John Lennon
